PELUNCURAN GERAKAN BERSAMA JAGA KELUARGA DAN ANAK (BERJARAK): CEGAH COVID-19 SAMPAI DESA
16 April 2020
Data Hasil Pemetaan Sosial Untuk Penanggulangan Pekerja Anak di Pertanian di Beberapa Desa di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat
28 April 2020
PELUNCURAN GERAKAN BERSAMA JAGA KELUARGA DAN ANAK (BERJARAK): CEGAH COVID-19 SAMPAI DESA
16 April 2020
Data Hasil Pemetaan Sosial Untuk Penanggulangan Pekerja Anak di Pertanian di Beberapa Desa di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat
28 April 2020

Survey Pekerja Anak (SPA) 2009

Data hasil survei Pekerja Anak tahun 2009 yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) didukung oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO).

SPA ini dilaksanakan di seluruh Indonesia, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Data yang disajikan meliputi: jumlah anak yang bekerja, kapan mereka mulai bekerja, kegiatan apa saja yang dilakukan oleh anak-anak, sekolah saja, sekolah sambil bekerja, tidak sekolah, hanya melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah mendapat tindakan atau perbuatan yang tidak menyenangkan ketika bekerja, dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya. Kami menyajikan ringkasan dari SPA 2009, dan untuk melihat hasil SPA 2009 secara penuh, silahkan ikuti link berikut:

Pekerja Anak di Indonesia 2009 – www.ilo.org

Pengertian Pekerja Anak (Istilah Anak yang Bekerja dan Pekerja Anak)

Dalam SPA, istilah Anak yang Bekerja (AB) berarti anak-anak yang terlibat dalam aktivitas apapun dalam produksi dalam SNN paling sedikit selama 1 jam dalam periode referensi. Ada 3 kategori AB:

  1. Anak-anak yang bekerja sesuai SNN
  2. Anak-anak umur 12-14 tahun dalam pekerjaan ringan yang diperbolehkan
  3. Anak-anak umur 15-17 tahun yang terlibat dalam pekerjaan, di luar BPTA.

Sementara, istilah PA merupakan subset dari AB. Pekerja anak ini merupakan anak yang berumur 5-17 tahun yang masuk dalam kategori:

  1. Melakukan pekerjaan yang berbahaya (mengacu pada lamanya jam kerja)
  2. Melakukan pekerjaan di bawah usia minimun

Dengan demikian, PA yang dimaksud mencakup kelompok anak:

  1. Anak umur 5 – 12 tahun yang bekerja
  2. Anak umur 13-14 tahun yang bekerja lebih dari 15 jam per minggu
  3. Anak umur 15-17 tahun yang bekerja lebih dari 40 jam per minggu

Ringkasan Data SPA 2009

  • Dari jumlah anak usia 5-17, sekitar 58,8 juta, 4,05 juta atau 6,9 persen dianggap sebagai anak-anak yang bekerja. Dari total anak yang bekerja, 1,76 juta atau 43,3 persen adalah pekerja anak.
  • Dari total jumlah anak usia 5-17, 48,1 juta atau 81,8 persen sekolah, 24.3 juta atau 41,2 persen terlibat dalam kegiatan kerumahtanggaan dan 6,7 juta atau 11,4 persen dari anak-anak dianggap sebagai ‘idle’; baik sekolah maupun rumah tangga.
  • Sekitar 50 persen dari anak-anak yang bekerja minimal bekerja 21 jam per minggu dan 25 persen 12 jam per minggu. Rata-rata, anak-anak bekerja 25,7 jam per minggu. Rata-rata, pekerja anak bekerja 35,1 jam per minggu. Beberapa bekerja sebanyak 20,7 persen anak-anak bekerja dalam situasi berbahaya karena mereka menghabiskan lebih dari 40 jam per minggu.
  • Anak-anak yang bekerja umumnya masih sekolah, bekerja sebagai pekerja keluarga tidak dibayar, dan terlibat di sektor pertanian, jasa dan industri.

58%
Dari sekitar 1,7 juta pekerja anak, terdapat sekitar 20,7 persen berada pada situasi pekerjaan terburuk dan sebagian besar anak bekerja di sektor pertanian mencapai 58%.

Data Survey Ketenagakerjaan Nasional (Sakernas)-BPS 2018 mengungkapkan bahwa 1,7 juta anak pada usia 10 – 17 tahun ditemukan bekerja. Data yang lebih menyeluruh terlihat dalam Survey Pekerja Anak BPS 2009, mengungkapkan bahwa anak usia 5 – 17 yang bekerja mencapai sekitar 4 juta anak atau 6,9 persen dari total populasi anak berusia 5 – 17 tahun. Dari sekitar 1,7 juta, terdapat sekitar 20,7 persen berada pada situasi pekerjaan terburuk. Sementara anak yang bekerja ini tersebar berada di sektor pertanian mencapai 58%, pelayanan (24%), manufaktur (7 %), dan sektor lainnya.

Pekerja Anak menurut Sakernas

Tabel 3.2: Estimasi Jumlah Anak yang Bekerja Umur 10-17 Tahun (dalam Ribuan), Indonesia, 2009

Jenis pekerjaan

Terdapat perbedaan jenis pekerjaan yang dilakukan anak yang bekerja berdasarkan wilayah perkotaan dan pedesaan. Di pedesaan, sebagian besar anak-anak bekerja pada sektor pertanian, yaitu 66%, sementara di perkotaan 14%.

Ringkasan Data SPA 2009

– Estimasi Pekerja Anak menurut SPA 2009 adalah 1,76 juta (Tabel 4.6).

Tabel 4.6: Estimasi Jumlah Pekerja Anak (dalam ribuan), Indonesia, 2009

– Lapangan pekerjaan

Ada tiga lapangan pekerjaan besar di Indonesia, yakni: pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan. Tabel 5.1 menunjukkan 57 persen anak umur 5-17 tahun bekerja di bidang pertanian, termasuk kehutanan, perburuan dan perikanan (Kode 1).

Tabel 5.1: Persentase Anak yang Bekerja menurut Lapangan Usaha dan Kelompok Umur, Indonesia, 2009

– Status Pekerjaan

Sebagian besar anak yang bekerja merupakan pekerja keluarga tak dibayar, oleh karena itu dapat digolongkan dalam sektor informal. Jika dilihat dari jenis kelamin, perbandingannya hampir sama (Grafik 5.3).  Secara rata-rata, ada 146 laki-laki untuk setiap 100 perempuan pekerja keluarga tidak dibayar.

Tabel 5.2: Persentase Anak Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Kelompok Umur, Indonesia, 2009

Grafik 5.7: Persentase Anak yang Bekerja menurut Tempat Kerja dan Jenis Kelamin, Indonesia, 2009

– Tempat kerja

Berdasarkan tempat bekerja yang melibatkan banyak anak bekerja di dalamnya, sektor perkebunan, termasuk ladang atau kebun (Kode 3) merupakan tempat bekerja sebagian besar anak atau sebesar 46.5%.

Tabel 5.4: Persentase Anak Bekerja menurut Tempat Bekerja dan Kelompok Umur, Indonesia, 2009

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *