Bukber PAACLA Indonesia: Perkuat Kolaborasi dan Partisipasi Lintas Sektor untuk Keberlanjutan Pertanian Bebas Pekerja Anak

Seknas PAACLA mengadakan diskusi pembelajaran penanganan pekerja anak di sektor pertanian pada Kamis, 13 April 2023. Pertemuan yang mengundang sejumlah anggota PAACLA dan pemangku kepentingan ini menjadi bagian dari penyampaian bahwa Program Kesempatan yang diimplementasikan pada 30 desa resmi berakhir pada akhir tahun lalu.

Andi Akbar selaku Kepala Seknas PAACLA menyampaikan hasil intervensi Program Kesempatan dengan menunjukkan sejumlah capaian. Fakta bahwa selama ini koordinasi lintas sektor masih menjadi kendala dalam melakukan program aksi mendorong JARAK dalam program yang didukung oleh ECLT Foundation ini mengembangkan pola kemitraan yang menggandeng tiga pilar, pemerintah, dunia usaha dan ormas dalam kelembagaan PAACLA Indonesia.

Koordinator PAACLA Indonesia, Mahatmi P. Saronto yang membuka acara ini menyampaikan apresiasinya kepada banyak pihak yang turut mendukung keberhasilan Program Kesempatan. Sebuah langkah yang digagas sejak 2018 menjadi bukti penanganan pekerja anak perlu ditangani secara bersama-sama dan melibatkan seluruh pihak.

Program yang ditujukan untuk menangani situasi pekerja anak di pertanian ini menjadi salah satu contoh bagaimana pelibatan desa dalam merespons kebutuhan dan pemenuhan hak anak. Pengembangan Desa Layak Anak yang diusung oleh JARAK merupakan bagian dari penyadaran kepada komunitas untuk mengenali permasalahan anak yang harus mereka tangani.

Kegiatan yang berlangsung secara hybrid ini dihadiri sekitar 80 orang dan mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak. Sumarjono dari GAPKI “mendorong PAACLA Indonesia memperluas jangkauan kerja pada sektor pertanian selain tembakau, salah satunya adalah Sawit. Sekitar 42% kepemilikan lahan sawit di Iindonesia yang dikelola petani, hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri untuk mempromosikan pertanian yang ramah anak atau pertanian yang bebas pekerja anak. Tapi karena semangat kita adalah keberlanjutan pertanian, maka kita tidak bisa mengabaikan apa-apa yang sudah menjadi ketentuan global dalam industry pertanian, termasuk masalah pekerja anak”

Agung Kiswara, perwakilan dari Alliance One Indonesia, perusahaan yang sejak awal turut membangun kehadiran PAACLA juga memberikan tanggapan atas kinerja 3,5 PAACLA Indonesia. Keterlibatan dunia usaha untuk mendukung penanganan pekerja anak sudah menjadi komitmen bersama, penerapan Agriculture Labor Practices yang menjadi standar perlindungan anak seharusnya juga dipahami oleh petani yang tidak bermitra dengan perusahaan. Lagi-lagi ini menjadi tantangan PAACLA Indonesia agar bisa menjangkau lebih banyak petani. Harapan lainnya dari keberadaan kemitraan ini, Agung mendorong PAACLA Indonesia mampu memberikan manfaat lain bagi anggotanya, ini dimaksudkan agar makin banyak pihak yang mau terlibat dan mendukung langkah penanggulangan pekerja anak di sektor pertanian.

Hadir pula dari Asisten Deputi Perlindungan Khusus Anak dari Kekerasan, KPPPA, Ciput Purwianti, mitra kerja PAACLA Indonesia yang aktif menyerukan perlindungan anak juga menitipkan pesan untuk melihat situasi pekerja anak di sektor lainnya dan wilayah potensial lainnya. Tanggapan peserta lainnya juga menyoroti tentang struktur PAACLA dan perlunya kolaborasi ditingkatkan dan memperluas jangkauan.

Acara buka puasa bersama dan diskusi PAACLA, ditutup dengan tausiyah Ramadhan oleh Ustadz Muhammad Sulaiman, S.Pd.I., B.I.S., M.Pd. Ceramah Ustadz Sulaiman sangat mengobarkan semangat melindungi anak dari hak-haknya. Bahwa kata “anak” disebutkan lebih dari 27 kali dalam Al’quran, hal ini membuktikan anak menjadi perhatian penting dalam Islam. Tumbuh kembang anak harusnya menjadi perhatian orang tua dan komunitas agar anak-anak bisa mendapatkan haknya.