Pengintegrasian CRBP terhadap Kebijakan PT. KHI
20 January 2021
Peraturan Desa Arjasa Tentang Perlindungan Anak
21 January 2021
Pengintegrasian CRBP terhadap Kebijakan PT. KHI
20 January 2021
Peraturan Desa Arjasa Tentang Perlindungan Anak
21 January 2021

“PENDAMPING PPA-PKH MELANJUTKAN UPAYA PENANGGULANGAN PEKERJA ANAK MELALUI PKBM CENDIKIA”

 Praktik Baik 

Pengurangan pekerja anak dalam rangka mendukung Program Keluarga Harapan (PPA-PKH) adalah kegiatan menarik “pekerja anak dari rumah tangga sangat miskin (RTSM) & putus sekolah” untuk dikembalikan ke satuan pendidikan melalui pemberian pendampingan di selter  dan pendampingan komunitas. PPA-PKH yang dimulai tahun sejak tahun 2008 sampai dengan 2019, sudah menarik sebanyak 134.456 pekerja anak dan melatih banyak pendamping dalam rangka menyiapkan penggerak di wilayah program dan meningkatkan kapasitas untuk memahami tujuan program ini.  Sebagai program unggulan Direktorat Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak (PNKPA) Kementerian Ketenagakerjaan, PPA-PKH menjadi program yang diharapkan mampu mengurangi jumlah pekerja anak, terutama untuk pekerja anak yang termasuk dalam sektor bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak (BPTA).

Sejumlah alasan yang menguatkan pentingnya mengimplementasikan PPA-PKH, yaitu:

  1. Tingginya jumlah pekerja anak di Indonesia
  2. Komitmen pemerintah dengan meratifikasi Konvensi ILO N 182 tentang pelarangan dan tindakan segera penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak.
  3. Implementasi dari ratifikasi Konvensi ILO N 182 adalah disusun rencana aksi nasional penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak melalui Keppres No. 59 Tahun 2002.
  4. Berdasarkan Perpres RI N 18 Tahun 2007 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2008, Depnakertrans melaksanakan program pengurangan pekerja anak dalam rangka mendukung program keluarga harapan yang bertujuan mengurangi jumlah pekerja anak yang putus sekolah dan bekerja yang berasal dari rtsm untuk ditarik dari tempat kerja dan dikembalikan ke dunia pendidikan melalui pendampingan di shelter.

PKBM CENDIKIA Lampung Tengah  beralamat; Jl. Brawijaya no. 01, Mojopahit Kec. Punggur, Kab. Lampung Tengah. PKBM Cendekia berawal dari pemikiran dan usaha para pendamping PPA-PKH, yang aktif menjadi pendamping program sejak periode 2012 sd 2016 yang mengawali kegiatan di sebuah Kampung bernama Mojopahit Kecamatan Punggur Kab.Lampung Tengah. Pendamping yang menjadi inisiator pendirian adalah, Hariyadi, SPd, Rika Nofita, SPd.I, Apri Setiawan, SPd, Jumadi, SPd.I dan Sarikun Indriyanto.

SEJARAH SINGKAT PKBM CENDIKIA

PKBM Cendikia berawal dari kegelisahan para pendamping PPA-PKH Lampung Tengah yang berjumlah 9 orang saat memasuki tahapan merujuk pekerja anak dampingan PPA-PKH ke pilihan pendidikan mereka. Kesulitan memasukkan anak pada sekolah negeri yang saat itu mempunyai kebijakan pendidikan gratis, tidak mudah dilalui para pekerja anak. Dengan penerapan seleksi, pekerja anak yang memilih jalur sekolah negeri mayoritas tidak masuk kriteria akademik dikarenakan banyak hal. Ada memang 1-2 anak yang berhasil masuk, selebihnya harus mencari pilihan sekolah yang lain. Begitu juga dengan pilihan sekolah swasta, dengan pemahaman pendidikan gratis, orang tua tidak cukup mampu menyekolahkan di sekolah swasta yang masih menerapkan pembiayaan bagi anak-anak, walaupun sudah ada sistem subsidi.

Dua jalur pendidikan pilihan anak-anak ini, tampaknya sulit menjadi harapan bagi mereka untuk  mengenyam kembali pendidikan. Dengan tekad bahwa pendampingan anak ini harus membuahkan hasil, para pendamping mendirikan lembaga LKPA INSAN CENDIKIA pada tahun 2013. Kemudian di tahun 2017 menjadi PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) CENDIKIA dan pada tahun 2018 didirikanlah Yayasan Cikal Cendikia Azzahro Lampung sebagai naungan satuan Pendidikan PKBM. Semua ini berawal dari tekad bersama, niat yang tulus dari para inisiator, termasuk merelakan sejumlah aset pribadi untuk dijual dan dijadikan lahan pembelajaran.

Pendirian PKBM ini merupakan hasil diskusi dengan banyak pihak dan langkah yang akhirnya ditempuh untuk bisa menghadirkan layanan pendidikan di Lampung Tengah yang bukan alternatif, tetapi PILIHAN karena ragam kegiatan yang direncanakan. Dikawal oleh pada aktivis Pendidikan dari Universitas Muhammadiyah dan Universitas Negeri Lampung, tak tanggung-tanggung mereka berjibaku mewujudkan PKBM Cendikia yang layak mendapatkan akreditasi A dan memperoleh penghargaan nasional sebagai Pengelola PKBM Berprestasi pada tahun 2019 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Sebuah penghargaan dan pencapaian, tetapi sebenarnya lebih berperan menjadi pecutan untuk mereka bisa terus berinovasi memberikan pendidikan bagi siapa saja, dan mengusung konsep khusus, “PKBM yang tidak menjual-beli ijazah.”

VISI

Mengaktualisasikan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dengan itikat baik dan penuh tanggung jawab moral untuk mewujudkan masyarakat yang berkemajuan dan berakhlak mulia.

MISI

  1. Meningkatkan keterampilan masyarakat secara komperhensif.
  2. Memotivasi masyarakat dan menyadarkan pentingnya p
  3. Mengembangkan potensi daerah untuk program unggulan bagi PKBM Cendikia dan Pemerintah.
  4. Meningkatkan dan membangkitkan minat serta budaya baca di masyarakat melalui TBM yang di kelola oleh PKBM Cendikia.

Saat ini program pendidikan yang diselenggarakan, meliputi:

  1. Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) KOBER
  2. Pendidikan Kesetaraan A, B dan C
  3. Pendidikan Kewirausahaan
  4. Pendidikan Keterampilan
  5. Taman Bacaan Masyarakat

Dengan jadwal belajar tiga kali dalam seminggu, dilakukan pada Kamis, Jumat dan Sabtu, PKBM Cendikia ingin menghadirkan proses belajar yang dirindukan anak-anak. Belajar di PKBM ini bukan hanya untuk mempersiapkan ujian tetapi memang mengalami masa sekolah, berinteraksi, praktik nyata, eksperimen dan mengolah potensi para peserta didiknya. Dengan tetap mengikuti kebijakan memberikan mata pelajaran wajib, umum dan khusus, PKBM ini tetap nampak lebih unggul karena variasi kegiatannya. Hadir dengan tim guru berjumlah 21 orang, 18 orang sarjana dan 3 lulusan SMK IT, PKBM Cendikia kini menjadi rujukan belajar bagi 217 siswa (data terbaru), bahkan dari para guru tersebut ada alumni PPA-PKH yang dulu didampingi. Kini, mereka sedang mempersiapkan 78 siswa yang akan mengikuti ujian kesetaraan tingkat C pada tahun 2021.

Siapa yang menjadi peserta didik?

Berdasarkan data, hampir 80% peserta didik adalah pekerja anak yang bekerja di sektor pertanian (tebu, nanas, padi dan jagung), jasa dan perdagangan, pekerja rumah tangga (mayoritas anak perempuan) dan buruh pabrik. Mereka merupakan hasil dari penjangkauan para pendamping, tetapi saat ini ada kecenderungan, banyak orang tua yang “mempercayakan” pendidikan anak kepada pengelola PKBM karena mengetahui keunggulan pola belajar di tempat ini. PKBM Cendikia kini juga menjangkau anak dengan usia sekolah karena berkeyakinan bahwa belajar itu bisa dilakukan oleh siapa saja, di mana saja dan kapan pun.

Saat ini pengelola PKBM juga tengah mencari cara mewujudkan sekolah berasrama. Lagi-lagi sebuah mimpi yang ingin mereka wujudkan. Walaupun saat ini dana operasional yang diterima dari pemerintah hanya cukup untuk kebutuhan operasional, pengelola PKBM tak patah semangat. Buktinya, komunikasi yang terjalin dengan orang tua siswa, mampu menggalang kebutuhan lainnya. Seperti diceritakan Hariyadi, saat PKBM sedang merencanakan untuk pembangunan fisik, ada saja orang tua yang mengirimkan tanah, semen dan kebutuhan lainnya. Hal ini membuktikan bahwa mimpi besar yang dilandasi dengan niat, semangat dan “link” bisa membantu terwujudnya mimpi itu. Hariyadi dan kawan-kawan telah membuktikan, diawali dengan mengontrak agar PKBM bisa mempunyai sarana pembelajaran, kini dalam waktu empat tahun mereka telah mempunyai lahan mandiri dan melengkapi sarana pembelajaran secara bertahap.

Rupanya, ide-ide tak berhenti sampai di sini saja, peluang-peluang usaha yang saat ini diperkenalkan pada anak-anak menjadi daya tarik siswa mengikuti pembelajaran. Sebut saja kebun hidroponik, ide yang tampaknya tidak sesuai dengan pola pertanian di wilayah itu (konvensional), tetap diperkenalkan pada siswa agar mereka punya pengalaman dan bisa mempersiapkan diri jika ingin memulai usaha. Jenis usaha lainnya yang juga dikembangkan adalah kuliner (bakso, mie ayam, sosis dll), pemeliharaan bebek, pembuatan kripik dengan bahan lokal (pisang menjadi ciri khas Lampung).

Kini, dengan makin dikenalnya PKBM Cendikia sebagai pilihan belajar anak, pengelola merasa bisa membantu warga untuk terus belajar dengan pengembangan karakter, merubah pola pikir warga belajar dan bisa mewujudkan kelulusan bagi para siswa. Semua ini tak lepas dari dukungan lembaga mitra dan dukungan masyarakat serta para pendidik yang membantu proses belajar selama ini. Ke depan, masih banyak mimpi yang ingin diwujudkan, termasuk mengembangkan beberapa ide lain seperti:

  1. PKBM Cendikia Lampung Tengah
  2. Lembaga Kesejahteraan Pendidikan Anak
  3. Taman Baca Masyarakat
  4. Paud Kober Cendikia Kids
  5. Cendikia Insan Peduli
  6. Cendikia TV
  7. WASERDA Azzahro
  8. Karya Cendikia Life Skill
  9. Cendikia Agro

Ya, mimpi besar itu tak terlalu tinggi untuk dijangkau. Itu semua bisa dilakukan karena ada niat, semangat dan link, ucap Hariyadi yang sangat antusias untuk menceritakan pengalamannya mengelola PKBM Cendikia. Anda ingin tahu lebih lanjut, silahkan simak tayangan video dan mengunjungi link akun media sosial kami.

Semangat perubahan untuk Indonesia Bebas Pekerja Anak.

Salam.

 

1 Comment

  1. Kristin malo says:

    Saya tidak mampu.. Saya ingin anak saya masuk di sklh PPA.. Apa bisa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *