Semangat untuk Indonesia Tanpa Pekerja Anak
16 May 2023
HDMPA2023: Keadilan Sosial, Akhiri Pekerja Anak!
14 June 2023
Semangat untuk Indonesia Tanpa Pekerja Anak
16 May 2023
HDMPA2023: Keadilan Sosial, Akhiri Pekerja Anak!
14 June 2023

Program CERIA: Memulihkan Komunikasi Keluarga sebagai Pendekatan Pencegahan Pekerja Anak di Pedesaan

Memulihkan komunikasi keluarga sebagai bagian penting dalam pendekatan pencegahan pekerja anak di pedesaan. Sebuah pembelajaran dari joint action yang dilakukan CV Kinarya Multi Kreasi dengan dukungan dari Alliance One Indonesia (AOI) dan PAACLA Indonesia menyasar dua lokasi yaitu Desa Glagahwero Kabupaten Jember dan Desa Pujerbaru Kabupaten Bondowoso. Program yang berlangsung selama 6 (enam) bulan ini dilakukan dengan mempertimbangkan waktu aktivitas pertanian yang cenderung padat dan biasanya melibatkan anak-anak. Program CERIA ini memasukkan seluruh unsur keluarga harus diintervensi mencakup sosok bapak, ibu dan anak. Tidak seperti program lainnya yang hanya melibatkan salah satu orang tua, dan kemungkinan besar hanya sosok ibu yang mewakili, CV Kinarya Multi Kreasi mensyaratkan kegiatan dihadiri oleh keduanya, bapak dan ibu.

Program CERIA ini memfasilitasi beragam kegiatan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan terkait isu perlingungan anak, pekerja anak, Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (BPTA) dan larangan mempekerjakan anak. Informasi yang disampaikan kepada para petani dan buruh tani menjadi penting untuk diterima anak-anak juga. Mengapa demikian? Anak sebagai bagian penting dalam pencegahan pekerja anak bisa menjadi agen perubahan di desanya. Itu sebabnya pendampingan kepada anak nampak dilakukan dalam program ini. Pengetahuan baru yang penting diketahui menjadi awal perubahan perilaku yang perlu terus diupayakan untuk ditransfer dengan menggunakan berbagai metode yang efektif dan kontekstual.

Misalnya, respons yang minim saat penyampaian pesan melalui metode pengiriman pesan WhatApps, ditanggapi oleh pengelola program dengan melakukan kunjungan rumah keluarga sasaran agar komunikasi lebih terjalin. Diskusi secara langsung terbukti lebih efektif karena keluarga bisa bertanya dan membuka diri untuk menerima informasi. Berbeda dengan membaca pesan di telepon genggam, interaksi langsung tidak terjalin dan masing-masing pihak tidak mendapatkan umpan balik secara langsung.

Program yang menyasar keluarga petani dan anak ini juga memainkan peran advokasi agar ke depannya penanganan pekerja anak bisa dilakukan pihak desa. Keberadaan lembaga atau pendamping tidak selamanya ada di desa sementara aktivitas pertanian yang berisiko terhadap anak tetap berlangsung. CV Kinarya Multi Kreasi berusaha menggandeng peran nyata pemerintah desa dan melibatkan secara aktif selama program ini berlangsung. Pelibatan pemerintah desa dalam pembentukan Forum Anak Desa (FAD) dibuktikan dengan hadirnya SK dan dukungan untuk perencanaan program kerja FAD. Bentuk lain peran aktif pemerintah desa adalah pemberian izin dan akses menggunakan fasilitas umum (Penaongan Disah-Madura).

Selama program berlangsung, pihak-pihak yang terlibat diberikan peran untuk mendukung tujuan berkurangnya jumlah anak-anak yang terlibat dalam pekerjaan yang membahayakan di sektor pertanian. Kader posyandu, pengelola TK/PAUD dan madrasah, keluarga, sektor bisnis dan organisasi kemasyarakatan terlibat aktif dan menunjukkan pentingnya bekerja sama dalam mengatasi sebuah isu. Terlebih lagi jika isu yang sedang ditangani ternyata belum mendapatkan prioritas karena masih ada isu penting yang muncul seperti perkawinan anak. Di sinilah pentingnya melakukan advokasi kepada banyak pihak untuk membuka pemahaman bahwa dari satu isu bisa menimbulkan isu yang lainnya. Ditemukan jumlah perkawinan anak meningkat yang juga mendorong munculnya pekerja-pekerja anak karena tuntutan situasi ini.

Program yang relatif pendek dan belum dapat menunjukkan dampak besar, diyakini CV Kinarya Multi Kreasi dapat dilanjutkan pihak desa agar tidak memulai dari awal. Keterlibatan pihak-pihak seperti kader desa, pendidik, pendamping bisa dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan dan memberikan informasi kepada keluarga petani dan buruh tani, termasuk memajukan kegiatan FAD yang baru dibentuk.

Minggu Ceria

Salah satu kegiatan yang dilakukan dan mendapat respons menarik dari orang tua adalah penyelenggaraan Minggu Ceria. Pertemuan ini merupakan ajang kreasi, bersenang-senang dengan menyebarkan informasi/ sosialisasi BPTA sekaligus memperkenalkan kehadiran FAD sebagai sarana partisipasi anak di desa. Kegiatan Minggu Ceria di Glagahwero dilaksanakan di Penaungan Disah pada tanggal 18 Desember dan 25 Desember 2022 di Pujerbaru.

Metode yang digunakan dalam Minggu Ceria ini melibatkan permainan dan perlombaan yang dilakukan seluruh anggota keluarga. Secara tidak sadar, anak dan orang tua akan membangun komunikasi agar bisa bekerja sama dan memenangkan permainan atau lomba tersebut. Menariknya, pendekatan ini mampu memotret kecenderungan dominasi dan model komunikasi yang ada dalam keluarga-keluarga yang hadir. Walaupun begitu, mereka bisa mengatasinya karena tujuan yang diharapkan sama yaitu mencapai prestasi terbaik dalam situasi yang menegangkan namun penuh keceriaan.

Secara umum orang tua menyatakan bahwa mereka sangat menikmati kegiatan di Minggu Ceria karena belum pernah ada kegiatan orang tua dan anak yang berisi edukasi, keterampilan dan lomba. Dengan mengikuti kegiatan Minggu Ceria, orang tua mengetahui kemampuan anaknya dan mengenali keetrampilan anak-anak mereka sekaligus membiasakan untuk berkomunikasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan (dapat hadiah).

Belajar dari Program KESEMPATAN yang waktu intervensinya cukup panjang tentu bisa memberikan dampak lebih luas. Program seperti ini diadopsi oleh pemerintah desa dengan dukungan pihak lain. Struktur yang telah berbentuk seperti tim gugus tugas desa layak anak dan forum anak desa bisa digerakkan dengan dukungan pemerintah desa karena merupakan bagian tidak terpisahkan dari pengembangan model desa layak anak.

Dengan durasi enam bulan pendampingan saja, CV Kinarya Multi Kreasi merasakan adanya perubahan keterampilan, sikap dan pengetahuan dari kelompok sasaran. Sejumlah anak kini mengetahui informasi tentang Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (BPTA), Green Tobacco Sickness (GTS) dan memahami partisipasi anak dalam FAD, menunjukkan peningkatan pengetahuan dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Ini baru ukuran yang sederhana jika membandingkan situasi awal dan akhir pendampingan. Jika program seperti ini dilakukan dengan waktu yang cukup panjang dan bisa memasukkan beragam kegiatan yang dibutuhkan kelompok sasaran, tentu makin dekat dengan tujuan tidak ada lagi pekerja anak dan anak-anak yang memasuki pekerjaan berbahaya di pertanian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *