“Pengembangan Pusat Kegiatan Masyarakat (PKM) untuk Menanggulangi Pekerja Anak”
21 December 2021
Pemetaan Sosial Tahun Ketiga di Wilayah Nusa Tenggara Barat
7 January 2022
“Pengembangan Pusat Kegiatan Masyarakat (PKM) untuk Menanggulangi Pekerja Anak”
21 December 2021
Pemetaan Sosial Tahun Ketiga di Wilayah Nusa Tenggara Barat
7 January 2022

Jambore Anak NTB 2021: Merajut Harapan untuk Desa Layak Anak

Mataram, 29/12/2021

Anak-anak dari 10 desa di Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur yang merupakan desa dampingan Program Kesempatan berjumpa dalam kegiatan Jambore Anak yang diselenggarakan oleh Yayasan SANTAI selaku mitra dari JARAK-ECLT. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari pada 27 – 29 Desember 2021 bertempat di BPSDM Provinsi NTB kota Mataram. Keseruan, keceriaan dan semangat anak-anak sangat nampak mulai dari hari pertama sampai penutupan. Suasana gembira dan penuh harapan dirasakan seluruh peserta yang hadir dan audiens yang menikmati sajian penampilan mereka melalui tayangan live di akun FB SANTAI.

Sekitar 100 peserta yang terdiri dari sebagian besar anak, perangkat desa, kader, tutor dan pendamping desa terlibat dalam dialog dan aneka penampilan kreatif anak-anak yang dibina melalui Pusat Kegiatan Masyarakat (PKM). Jambore Anak NTB 2021 yang mengusung tema “Tumbuh kembang anak tanggung jawab kita semua” dihadiri sejumlah pejabat daerah yang pada sesi dialog menyampaikan komitmen untuk turut mendukung upaya yang telah dimulai oleh 10 desa ini.

Baiq Sri Astuti Handayani, Kepala Dinas DP3AP2KB Lombok Tengah, mengapresiasi hadirnya forum anak yang telah terbentuk selama Program Kesempatan dan menyampaikan peran forum anak sebagai 2P yaitu pelopor. Anak-anak dapat memberikan contoh yang baik bagi teman sebayanya dan menjadi pelapor jika menemukan tindakan kekerasan atau ketidakadilan pada anak. Pihaknya akan memfasilitasi jika ada kasus yang terjadi dan telah melakukan MOU dengan Pengadilan Agama agar anak-anak yang menikah tidak akan diberikan dispensasi pernikahan.

Hj.Martaniati, S.Sos, MM, DPMD Lombok Timur memaparkan kewenangan desa di bidang perlidungan anak dan keluarga meliputi pengelolaan PAUD/TK milik desa, pembinaan pendidikan masyarakat non formal, pengelolaan pelayanan sosial dasar (kesehatan, pendidikan, administrasi kependudukan dll) dan pemberdayaan/peningkatan kapasitas masyarakat/kelompok masyarakat. Kegiatan pendukung Desa Layak Anak sesuai kewenangan desa dapat berupa pelatihan atau penyuluhan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, penguatan hak identitas bagi anak atau perempuan. Dirinya menekankan bahwa DMPD Lombok Timur akan memberikan apresiasi bagi desa yang memiliki peraturan desa perlindungan anak dan peraturan desa pencegahan perkawinan anak sebesar 5 juta.

Baiq Murniati, Kabid PemDes DPMD Lombok Tengah, menyampaikan gagasan untuk membuatkan akun/ kode rekening untuk desa layak anak agar memudahkan anggaran desa layak anak. Dirinya akan mendukung penganggaran khusus untuk 5 desa wilayah Program KESEMPATAN dan menjadi pemantauan langsung agar bisa memastikan kegiatan FAD dan GTDLA sudah dianggarkan atau tidak.

Selanjutnya narasumber kunci H. Ahmat A, S. Kep. MM selaku Kepala Dinas P3AKB Lombok Timur mengharapkan dilakukan sosialisasi lebih intens agar kita dapat membedakan mana situasi pekerja anak dan anak bekerja yang sesuai dengan undang-undang sehingga bisa memberikan solusi yang tepat. Dengan kinerja dan pencapaian SANTAI selama ini, lembaga ini dimasukan sebagai tim rencana aksi daerah layak anak. Target ke depan, lima desa Program Kesempatan akan difasilitasi untuk pembentukan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) agar penanggulangan pekerja anak, perkawinan anak dan kekerasan terhadap anak dapat dilakukan secara komprehensif. Sebagai rencana 2022-2023 akan diupayakan terbentuk forum anak di 242 desa di Lombok Timur dengan mempelajari lima desa percontohan Program Kesempatan.

Sesuai dengan tema, selain dialog dengan pemangku kepentingan, ajang kreativitas anak-anak juga menjadi acara yang ditunggu-tunggu seluruh peserta. Anak-anak dari 10 desa menampilkan kreativitas masing-masing dan menampilkan puisi, tarian daerah, pidato, drama, musik gambus/ cilokak (musik khas Sasak), pembacaan Alqur’an/tilawah  dan pantomim dengan tema pekerja anak dan percegahan perkawinan anak. Semua ini dipersiapkan dengan antuasias oleh seluruh anak dan kader desa. Hasilnya, suasana sangat menyenangkan, semua peserta aktif sampai di penghujung acara.

Akhirnya, seluruh rangkaian acara dapat terlaksana dengan baik, termasuk tujuan merumuskan aspirasi anak dan GTDLA terkait arah pembangunan bagi anak di tingkat desa.

Berikut rangkuman harapan anak-anak dan peserta Jambore:

  1. Setiap desa bisa memiliki forum anak dan ingin pelaksanaan program di kabupaten sampai ke desa
  2. Keinginan memiliki alat-alat tradisional (gendang belek)
  3. Adanya kegiatan seperti Jambore dapat dilakukan di desa
  4. Anak-anak di bawah umur tidak boleh bekerja terlalu berat, kalau tujuan membantu orang tua, pekerjaan disesuaikan dengan kondisi anak dan tidak melanggar hak dasar anak
  5. Anak-anak adalah mahluk yang paling rentan, kami masih membutuhkan uluran tangan dan kasih sayang, membutuhkan kegiatan yang membangun potensi anak di desa
  6. Forum anak dilibatkan dalam pertemuan di desa
  7. Pemerintah setempat membuat program yang bertujuan meningkatkan kualitas anak supaya menjadi generasi yang berguna
  8. Pemerintah dan pihak DP3AP2KB mendorong adanya aturan di desa untuk “Stop Pekerja Anak”
  9. Desa membangun taman bermain dan fasilitas belajar untuk anak-anak
  10. Perhatian pada pekerja anak atau anak pekerja migran di desa
  11. Membuat pertemuan antar desa seperti Jambore ini

Jambore Anak ini sangat dibutuhkan anak-anak karena dapat menjadi sarana menyalurkan aspirasi dan menampilkan potensi diri anak. Penampilan yang disajikan merupakan hasil pendampingan dan ketekunan anak-anak dan kader sebagai salah satu cara mencegah dan mengatasi permasalahan di desa, pekerja anak.

Forum anak desa ini terbukti dapat menjadi sarana anak-anak belajar dan bersosialisasi. Ketua FAD termuda dari Desa Wakan, Asril Januar Islam (13 tahun), siswa kelas 1 MTS ini tampak percaya diri dan berpartisipasi selama sesi diskusi berada di antara peserta yang lebih besar.

Harapan yang tinggi untuk kelangsungan kegiatan yang telah dimulai dan saatnya seluruh pihak merancang kebutuhan anak dengan melibatkan mereka. Seluruh kepala desa dampingan Program Kesempatan turut hadir dan mengikuti proses perumusan harapan ini, kepada merekalah rencana-rencana ini dititipkan untuk menjadi perencanaan di tingkat desa.

Kegiatan di penghujung tahun 2021 semoga menjadi pendorong untuk rencana-rencana di tahun 2022. Desanya maju, anak-anak terlindungi. Semangat menuju Desa Layak Anak.

(Vbl)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *