Annual Meeting PAACLA Indonesia: “Memajukan Prinsip Hak Asasi Manusia dalam Upaya Penanggulangan Pekerja Anak”
14 December 2021
Jambore Anak NTB 2021: Merajut Harapan untuk Desa Layak Anak
31 December 2021
Annual Meeting PAACLA Indonesia: “Memajukan Prinsip Hak Asasi Manusia dalam Upaya Penanggulangan Pekerja Anak”
14 December 2021
Jambore Anak NTB 2021: Merajut Harapan untuk Desa Layak Anak
31 December 2021

“Pengembangan Pusat Kegiatan Masyarakat (PKM) untuk Menanggulangi Pekerja Anak”

PAACLA Indonesia telah sukses menyelenggarakan Annual Meeting di Kabupaten Jember (8/12). Rangkaian kegiatan ini dilanjutkan dengan kegiatan Field Visit yang mengunjungi Desa Wringintelu sebagai salah satu desa pilot project kemitraan untuk menanggulangi pekerja anak di sektor pertanian.

Rangkaian kegiatan Annual Meeting tidak berhenti pada diskusi dan komitmen di dalam forum pertemuan saja, namun diwujudkan dengan aksi di komunitas. Pada hari kedua (9/12) PAACLA Indonesia bersama 24 anggota yang terdiri atas 4 kementerian/lembaga, 8 sektor bisnis dan 12 Organisasi Masyarakat Sipil bersama-sama melakukan Field Visit dengan mengunjungi Pusat Kegiatan Masyarakat (PKM) yang berada di Desa Wringintelu, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember.

Field Visit ini dihadiri oleh PAACLA Indonesia serta anggota yang berangkat dari pusat Kabupaten Jember menuju Desa Wringintelu yang berjarak tempuh 30,5 km atau memerlukan waktu sekitar 57 menit menggunakan kendaraan bermotor. Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam dengan pemandangan desa-desa pertanian yang hijau, rombongan PAACLA Indonesia dan anggota tiba di desa dengan mendapatkan sambutan hangat dari warga setempat. Kegiatan ini pun diawali dengan tarian pembuka yaitu Tarian Gemufamire yang ditampilkan oleh anak-anak Forum Anak Desa (FAD).

Setelah menyaksikan tarian tersebut kemudian para tamu diarahkan untuk menuju ketempat duduk yang bertempat di Aula Desa sambil diiringi dengan hadrah Al-Banjari. Kegiatan Field Visit ini mendapat sambutan baik dari Kepada Desa, Camat, dan Pemerintah Kabupaten .

Saat melihat situasi di Pusat Kegiatan Masyarakat (PKM). Poerwahjoedi (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Jember) menuturkan “Desa Layak Anak bukan sekadar ajang seremonial saja, tetapi sebagai kebutuhan desa untuk memenuhi kebutuhan hak-hak anak.”

Poerwahjoedi juga menghimbau kepada pihak Desa Wringintelu untuk dapat bersama-sama memajukan desa ini. “Mohon kepada pendamping Forum Anak Desa (FAD), kita adakan musyawarah desa khusus bagi perempuan atau anak, musyawarah ini akan baik jika diselenggarakan menyesuaikan dengan waktu mereka, misalnya tidak dilakukan saat waktu anak-anak bersekolah, atau bahkan waktu malam saat mereka beristirahat. Mencari waktu yang tepat tentunya penting, agar suara anak dan juga perempuan dapat didengarkan.”

Desa Wringintelu memiliki Pusat Kegiatan Masyarakat (PKM) yang berdiri sejak tahun 2019 dengan nama “Pusat Kegiatan Masyarakat Prisma Pakeling” yang memiliki keunikan dalam melestarikan nilai pada seni dan budaya bagi masyarakat setempat. Wadah ini  mampu menumbuhkan motivasi dan kreativitas masyarakat.  Tidak hanya itu, di PKM juga difungsikan sebagai Taman Bacaan Masyarakat yang memiiliki berbagai koleksi buku yang dapat dibaca oleh anak-anak. PKM saat ini juga menjadi wadah untuk melakukan berbagai kegiatan rutin desa yang melibatkan Forum Anak Desa (FAD).

 

Di tengah agenda sambutan dan ramah tamah, Forum Anak Desa mempertunjukan bakat seni yang selama ini diasah melalui PKM. Mereka menampilkan performance seperti Tari Manuk Dadali, Pembacaan Puisi serta Tari Candi Ayu.

Kegiatan field visit ini mendapatkan perhatian khusus dari Sri Roshidayati sebagai perwakilan Bappenas. Menurutnya, “Aksi nyata terhadap perlindungan anak tidak boleh sekadar promosi dan sosialisasi, harus ada intervensi langsung ke lapangan yang memberikan banyak manfaat bagi anak dan masyarakat.”

Tidak lengkap jika belum mendengarkan suara aspirasi anak yang tergabung dalam Forum Anak Desa (FAD). Anggun dan Alun sebagai perwakilan dari FAD mempresentasikan tentang profil FAD yang sudah terbentuk sejak tahun 2018. Alun menjelaskan bahwa “FAD aktif menyelenggarakan kegiatan dengan jadwal rutin yaitu setiap hari Jum’at mengadakan kegiatan sharing dan belajar bersama, serta mengadakan kegiatan kerajinan tangan (handycraft). Setiap hari Sabtu menyelenggarakan latihan Gamelan dan Tari Tradisional. Setiap hari Minggu mengadakan latihan hadrah.”

FAD juga memiliki program kerja dalam menjalankan program yang mendukung pengurangan pekerja anak di desa.   Anggun menyampaikan masih ada permasalahan seperti kurangnya pembimbing ahli dalam seni, fasilitas FAD dan PKM yang masih minim dan belum adanya informasi untuk mengikuti event/ kegiatan di luar. Hal ini membutuhkan solusi agar menjawab kekurangan yang dihadapi.

Kegiatan Field Visit ini ditutup oleh agenda makan siang bersama yang dihidangkan oleh warga setempat dengan sajian yang nikmat. Foto bersama seluruh peserta dilakukan dan bersama-sama berkomitmen agar kemitraan ini dapat terus dilakukan untuk menanggulangi pekerja anak di Desa Wringintelu, di Kabupaten Jember, serta di Indonesia.

(ifa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *