DAFTAR PEKERJAAN BERBAHAYA BAGI ANAK DI SEKTOR PERTANIAN TEMBAKAU
10 September 2021
Kabupaten Lumajang Luncurkan Model Desa Layak Anak
15 October 2021
DAFTAR PEKERJAAN BERBAHAYA BAGI ANAK DI SEKTOR PERTANIAN TEMBAKAU
10 September 2021
Kabupaten Lumajang Luncurkan Model Desa Layak Anak
15 October 2021

Kader Desa Siap Mempromosikan Penanggulangan Pekerja Anak

Pendekatan penghapusan pekerja anak, khususnya di Indonesia, masih cenderung mengandalkan kepada pihak-pihak yang dianggap memiliki kompetensi baik dari segi pengetahuan maupun kecakapan teknis. Itu satu hal. Hal lain, pihak yang dianggap memiliki kompetensi pengetahuan dan kecakapan teknis tersebut selalu berasal dari luar lingkungan yang melahirkan pekerja anak. Dalam perspektif ini, pekerja anak dan lingkungan sosialnya dipandang hanya sebatas kelompok sasaran yang nol pengetahuan dan kemampuan.

Penghapusan pekerja anak tidak bisa hanya mengandalkan kepada pihak lain semata. Lebih jauh dari itu adalah keterlibatan komunitas yang direpresentasikan oleh kader-kader atau pemimpin komunitas haruslah lebih diutamakan. Pelibatan komunitas ini selain karena pertimbangan kenal dan dekat, juga karena pertimbangan strategis dalam rangka menciptakan aktor atau tokoh baru dalam penghapusan pekerja anak, khususnya di tingkat komunitas. Warga yang menjadi kandidat untuk menjadi kader perlu diseleksi dengan menggunakan kriteria-kriteria yang relevan dengan peran dan fungsi kader komunitas.

Agar dapat menjalankan perannya untuk penghapusan pekerja anak di sektor pertanian di tingkat desa, Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Jawa Timur melalui Program KESEMPATAN memfasilitasi pembelajaran para kader untuk memiliki keterampilan memfasilitasi pelatihan bagi petani. Kegiatan TOTdiselenggarakan pada tanggal 14-16 September 2021 di Hotel Meotel Jember. Pelatihan dibuka oleh Drs. Suprihandoko, M.Si sebagai Kepala Dinas Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Jember.

Pelatihan diikuti oleh 32 partisipan dari 4 desa (Desa Sumberrejo, Desa Sabrang, Desa Mojogemi, dan Desa Patempuran) dari Kabupaten Jember dan 4 desa (Desa Jatiurip, Desa Seboro, Desa Sumberanyar, dan Desa Sumberrejo) dari Kabupaten Probolinggo. Masing-masing desa mengirimkan 4 kadernya untuk dilatih menjadi fasilitator. Pemilihan dan penetapan kader yang mengikuti pelatihan direkomendasikan pemerintah desa. Hal ini dilakukan untuk melekatkan penanggulangan pekerja anak menjadi bagian dari agenda pembangunan desa.

Kader-kader difasilitasi untuk mengenal dan memahami isu-isu dasar seperti hak anak, pekerja anak, pekerja anak dan anak yang bekerja serta peraturan-peraturan yang terkait dengan pekerja anak di Indonesia. Selain itu, pengantar untuk memahami peran fasilitator, teknik fasilitasi dan penggunaan media pembelajaran pun menjadi tema utama yang dibahas dalam pelatihan ini.

“Acara ini sangat luar biasa karena bisa menambah wawasan saya pribadi. Dan ini menjadi bekal bagi saya dalam mengaplikasikan ilmu yang telah saya dapatkan di acara ini. Meskipun saya sendiri belum begitu paham dengan karakter masyarakat, tapi melalui acara ini saya belajar bagaimana menyampaikan informasi kepada masyarakat.” (Ahmad Shodikin, Desa Patempuran Jember)

Selanjutnya para partisipan diminta untuk melakukan simulasi memfasilitasi pelatihan. Simulasi dilakukan dengan membagi partisipan ke dalam 16 kelompok. Sebelum praktek fasilitasi, masing-masing kelompok difasilitasi untuk merumuskan rencana pembelajaran seperti materi yang dibahas, tujuan yang ingin dicapai, metode dan media yang digunakan, waktu yang dibutuhkan, serta langkah-langkah fasilitasi yang akan dilakukan.

“Acaranya sangat bagus. Menarik. Tidak monoton dan sangat membantu kegiatan ke depannya di masyarakat. Di acara ini saya belajar tentang anak itu apa, pekerja anak itu apa, dampak-dampaknya apa, faktor-faktor yang mempengaruhi. Kita juga diajari menjadi seorang fasilitator seperti bagaimana menjadi seorang fasilitator yang baik sehingga peserta bisa menyerap ilmu yang akan kita sampaikan nanti. Harapan ke depannya saya ingin menjadi seorang fasilitator yang baik yang bisa memberikan ilmu dan membantu peserta dalam kegiatan di masyarakat.” (Riska Lailiana, Desa Sumberrejo Probolinggo)

Di akhir pelatihan, para kader difasilitasi untuk menyusun rencana memberikan pelatihan kepada seratus petani di masing-masing desa. Rencana ini meliputi tema-tema yang akan disampaikan kepada para petani di masing-masing desa, pembagian peran dan waktu pelaksanaan pelatihan. Untuk membantu para kader merumuskan tema yang akan disampaikan dalam pelatihan petani, para kader dibantu dengan buku Kajian Pekerjaan-pekerjaan Berbahaya Bagi Anak di Sektor Pertanian Tembakau yang telah diproduksi oleh Program KESEMPATAN.

“Acara ini sangat mendukung untuk kelangsungan hidup anak-anak agar anak-anak nyaman dan lebih terlindungi. Jadi kita tahu anak-anak itu harus diposisikan seperti apa. Dari materi awal sampai hari ini, kami sangat berterima kasih karena sudah melibatkan kami untuk menganggulangi pekerja anak yang sangat kami butuhkan untuk dilaksanakan di desa kami. Dukungan dari pemerintahan mulai dari pemerintah kabupaten sampai pemerintah desa akan sangat membantu kerja-kerja kami di desa.” (Ani Solekhah, Desa Sumberrejo Jember)

(aa)

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *