Desa Borok Toyang Siap Menjadi Desa Layak Anak
21 February 2022
Serunya #MenulisBersamaFAD Mengajak Kader Anak Menyuarakan Pesan melalui Tulisan
8 March 2022
Desa Borok Toyang Siap Menjadi Desa Layak Anak
21 February 2022
Serunya #MenulisBersamaFAD Mengajak Kader Anak Menyuarakan Pesan melalui Tulisan
8 March 2022

Menteri Bintang Meluncurkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak di Nusa Tenggara Barat

Sebuah gagasan mewujudkan desa yang memperhatikan warganya yang rentan, kini mulai terwujud di Kabupaten Lombok Timur. Sejumlah 13 desa dari total desa di kabupaten ini telah ditetapkan sebagai desa percontohan untuk mengimplementasikan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA).

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ibu Bintang berkesempatan meluncurkan desa model “Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak” pada hari Senin, 7 Maret 2022 di kantor Desa Labuan Lombok Nusa Tenggara Barat. Dari 13 desa yang menjadi desa model DRPPA, ada empat desa intervensi JARAK dan SANTAI melalui Program Kesempatan turut ditetapkan sebagai desa model DRPPA, yaitu Desa Pandan Wangi, Desa Wakan, Desa Borok Toyang dan Desa Sukaraja. Keempat desa ini terpilih karena mampu meletakkan dasar hak anak sebagai titik tolak pembangunan desa.

Program Kesempatan menggerakkan komponen desa untuk berinovasi dalam mengatasi permasalahan anak, salah satunya pekerja anak di pertanian. Berdasarkan temuan awal di desa tersebut, JARAK bekerjasama dengan SANTAI mengidentifikasi akar masalah dan merumuskan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan desa. Pendekatan desa layak anak dipilih sebagai pola intervensi dalam Program Kesempatan.

Sebut saja komponen Gugus Tugas Desa Layak Anak (GTDLA) yang terbentuk sebagai motor penggerak di desa, mempromosikan hak anak secara rutin. Keberadaan Forum Anak Desa (FAD) menjadi kunci partisipasi anak yang sangat didukung pembentukannya. Peran pemerintah desa untuk mendorong terumuskannya Peraturan Desa sebagai bagian dari perencanaan jangka panjang juga didorong dalam desa layak anak. Pendirian Pusat Kegiatan Masyarakat menjadi sarana belajar anak dan warga agar tidak ada lagi anak yang bekerja karena alasan memanfaatkan waktu luang. Keempat hal tersebut merupakan pendekatan kunci dalam model desa layak anak yang didampingi Program Kesempatan.

Peluncuran desa model ini merupakan kerjasama Kementerian PPPA, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dan LSM setempat yang selama ini konsern pada isu perempuan dan anak. Di antara LSM tersebut, Kapal Perempuan, LPSDM, Rutgers dan SANTAI-NTB selaku mitra dari Program Kesempatan.

Forum anak desa yang berpartisipasi dalam acara ini tidak menyia-yiakan kesempatan, Nisfiatin, perwakilan FAD Wakan langsung memberikan pendapatnya tentang situasi teman-temannya. Dirinya menyampaikan kepada Menteri Bintang bahwa ada teman-temannya yang terpaksa bekerja dan kasus pernikahan anak yang masih ditemui sampai saat ini.

Momen yang bertepatan dengan peringatan hari Perempuan Internasional ini memang bertujuan untuk #BreakTheBias. Gerakan pada kader termasu forum anak desa menjadi salah satu contoh mewujudkan lingkungan yang terbebas dari stigma, eksploitasi dan diskriminasi pada kelompok perempuan. Desa-desa model ini harus menjadi bagian dari mewujudkan desa yang inklusif serta mendorong pemenuhan hak anak secara nyata.

Berita dirangkum dari berbagai sumber.

VBL

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *