Keanggotaan Save the Children di PAACLA Indonesia Memperkuat Penanganan Pekerja Anak di Sektor Kakao
28 December 2023
Sambut Koordinator PAACLA Indonesia Baru: Siap Melanjutkan Misi Mewujudkan Pertanian Berkelanjutan Tanpa Pekerja Anak  
6 February 2024
Keanggotaan Save the Children di PAACLA Indonesia Memperkuat Penanganan Pekerja Anak di Sektor Kakao
28 December 2023
Sambut Koordinator PAACLA Indonesia Baru: Siap Melanjutkan Misi Mewujudkan Pertanian Berkelanjutan Tanpa Pekerja Anak  
6 February 2024

PAACLA INDONESIA LAKUKAN ASESMEN DESA PERSIAPAN PILOT PROYEK PEMANTAUAN DAN REMEDIASI PEKERJA ANAK

Foto: Seorang tutor PKM di desa Borok Toyang,
sedang menyampaikan perkembangan PKM dalam sesi FGD, 17/01/2024.

Penurunan angka pekerja anak merupakan bagian penting dari Agenda Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan menjadi fokus utama dalam upaya memastikan inklusivitas pembangunan di seluruh lapisan masyarakat, termasuk dalam konteks pembangunan desa.

Pemerintah, melalui Kementerian PPPA, telah merumuskan panduan nasional pencegahan, pemantauan, dan remediasi pekerja anak (CLMRS) yang menjadi acuan bagi semua pihak dalam penanggulangan pekerja anak, terutama pemangku kepentingan di tingkat desa dan kelurahan. Panduan ini disusun berdasarkan pengalaman lapangan dan dapat disesuaikan dengan konteks setiap desa dan kelurahan.

PAACLA Indonesia melalui program ACCLAIM akan mengimplementasikan panduan CLMRS di desa-desa pilot proyek  di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur dan Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Desa-desa yang akan menjadi lokasi piloting proyek CLMRS telah menerima intervensi dari Proyek KESEMPATAN pada periode 2019-2022.

Proyek ACCLAIM akan berfokus pada  8 desa yang akan dipilih dari 15 desa Proyek KESEMPATAN di Kabupaten Jember dan Lombok Timur. Oleh karena itu, sebuah asesmen dilakukan untuk menyeleksi kesiapan, komitmen, sumberdaya dan karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan konsep CLMRS di desa sehingga dapat optimal dalam mencapai tujuan Proyek ACCLAIM.

Sebagai langkah awal, proses asesmen telah dilakukan di dua kabupaten (Jember dan Lombok Timur) pada 16 – 18 Januari 2024. Melibatkan informan-informasi kunci di desa, terdiri dari pemerintahan desa, forum anak, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda dan pelaku Bisnis lokal.

Proses asesmen yang dilakukan di dua kabupaten ini bertujuan mengidentifikasi potensi dan situasi yang menjadi fokus intervensi Proyek ACCLAIM, termasuk situasi pendidikan anak, peran perusahaan pertanian, dan komitmen pemerintah desa dalam mendukung implementasi proyek. Asesmen ini mengadopsi pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui desk review, wawancara mendalam, dan observasi lapangan.

Hasil temuan di lima Desa yang telah dilakukan di Kabupaten Lombok Timur dan sepuluh desa di Kabupaten Jember, memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal komoditi pertanian. Di Jember, komoditi yang dihasilkan di hampir setiap desa, diantaranya Padi, Jagung, dan Tembakau. Berbeda dengan komoditi yang dihasilkan di beberapa desa di Lombok Timur, yaitu Tembakau, Padi, Cabai, dan Jagung. Sehingga pola pendekatan yang dilakukan untuk menanggulangi pekerja anak tentunya akan berbeda.

Hasil asesmen ini juga menunjukkan adanya kelanjutan dari program sebelumnya, yakni Program KESEMPATAN. Di Desa Sukaraja, Lombok Timur Meskipun awalnya pelaksanaan program ini menghadapi tantangan, dimana adanya kurang dukungan dari pemerintahan desa karena perbedaan persepsi, namun atas dukungan yang kuat dari ketua Dewan Permusyawaratan Desa (DPD), akhirnya perjalanan program KESEMPATAN diterima dan manfaatnya dirasakan betul oleh anak-anak dan masyarakat.

Dalam hal situasi pekerja anak di Lombok Timur, masih adanya keterlibatan anak diproses produksi tembakau , tetapi jumlah dan waktu bekerjanya sudah sangat berkurang. Hal ini dikarenakan semakin meningkatkannya kesadaran masyarakat dan adanya ruang bagi anak untuk mengembangkan bakat dan kreatifitasnya, serta motivasi terhadap pendidikan. Peran dari forum anak desa, pemerintah desa, kader pusat kegiatan masyarakat (PKM) dan lembaga layanan pendidikan sangat besar dalam pencegahan.  Situasi tersebut menjadi acuan untuk menetapkan desa piloting CLMRS. Di NTB, Forum Anak Desa masih aktif dan telah terjadi regenerasi, dan selalu dilibatkan oleh pemerintah desa dalam musyawarah Pembangunan desa, serta kegiatan pencegahan perkawinan dan pencegahan pekerja anak. Meski telah terjadi regenerasi, namun alumni pengurus forum anak yang telah menjadi mahasiswa tetap aktif membina forum anak desa.

Dalam asesmen ini juga ditemukan cerita sukses pendampingan dari program KESEMPATAN juga dirasakan oleh seorang tokoh perempuan dari Desa Pandan Wangi bernama Winarniwati. Pengalamannya tersebut diceritakan secara langsung pada saat diskusi dan sosialisasi pada masyarakat. Saat ini beliau selaku ketua sekolah perempuan dan Guru TK yang sebelum menjadi kader, sering membawa anaknya ke tempat pekerjaan di lingkungan oven tembakau yang kemudian berdampak pada timbulnya penyakit dan sering sesak nafas. Dalam hal ini, bu Winarniwati termotivasi untuk kembali melanjutkan jenjang pendidikannya, yang dia mulai dari Kejar Paket B, Paket C dan sekarang sedang menjadi Mahasiswa Universitas Terbuka.    

Asesmen desa persiapan pilot proyek pemantauan dan remediasi pekerja anak yang dilakukan PAACLA Indonesia ini disambut baik oleh Pemerintah Desa. Pihak desa juga mengapresiasi atas pelaksanaan Program KESEMPATAN serta menyambut baik atas rencana Proyek ACCLAIM. Dalam hal ini, pemerintah desa telah memiliki inisiatif untuk berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten dalam pelaksanaan program-program pemerintah, termasuk isu anak. Selain itu, Pemerintah desa telah mengalokasi dukungan anggaran untuk kegiatan bagi anak-anak. Sehingga harapannya dengan asesmen ini bisa menjadi acuan untuk piloting CLMRS yang bisa dilakukan di tingkat desa, dan jumlah pekerja anak di sektor pertanian dapat ditanggulangi. (VBL_MIA).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *