Pelatihan DME
Pelatihan DME Sesi Ketiga: Memformulasikan Langkah-langkah Program Aksi
3 September 2022
Laporan tengah tahun 2022 PAACLA Indonesia
Laporan Tengah Tahun 2022
15 September 2022
Pelatihan DME
Pelatihan DME Sesi Ketiga: Memformulasikan Langkah-langkah Program Aksi
3 September 2022
Laporan tengah tahun 2022 PAACLA Indonesia
Laporan Tengah Tahun 2022
15 September 2022

Pelatihan DME Sesi Keempat: Mengelola Program Aksi Berbasis Logical Framework

Pelatihan Desain, Manajemen dan Evaluasi sudah memasuki sesi keempat dan menjadi sesi akhir training DME. Pada sesi ini membahas topik pengelolaan program aksi, monitoring evaluasi. Materi yang disampaikan dua fasilitator, Anwar Sholihin dan Arum Ratnawati. Sesi ini  banyak membahas hasil praktik pembuatan logical framework dan memperdalam pertanyaan peserta yang masih mengalami kesulitan membangun alur yang sistematis  konsep atau rumusan dokumen proyek.

Salah seorang peserta Abdul Syukur dari LPKP mewakili kelompok OMS memaparkan tugas minggu lalu. Hasil kerja kelompoknya menjadi bahan yang dicermati dan dipelajari bersama peserta lainnya. Merumuskan kalimat untuk menyatakan Tujuan Khusus, Output dan Kegiatan ternyata tidak mudah.

Pemilihan kata atau kalimat untuk menyampaikan gagasan dalam dokumen proyek ini perlu kecermatan dan argumentasi yang kuat. Berdasarkan pengalaman, Anwar Sholihin mengatakan bahwa memahami rumusan yang tepat untuk perencanaan program aksi ini bisa dilakukan dengan latihan dan praktik langsung membuat proposal. Dengan begitu peserta akan makin terasah kejelian dalam menentukan gagasan mereka untuk menuliskan tujuan khusus, output atau kegiatan.

Menambahkan pemahaman tentang merumuskan kalimat yang tepat, Arum Ratnawati selaku Manager Pelatihan DME ini memberikan penegasan bahwa penting melihat rumusan-rumusan tersebut agar dapat dipahami secara logis dan dipahami pihak lain yang membaca. Pilihan kata-kata bisa jadi ada kemiripan, tetapi kunci dari rumusan output atau keluaran adalah hal tersebut bisa menyumbang atau berkontribusi untuk pencapaian tujuan langsung. Prinsip ini ditekankan pada peserta untuk memudahkan mengecek, apakah rumusan yang dipilih telah tepat.

Setelah peserta memahami bagaimana membuat perencanaan dan mempersiapkan dokumen proyek, topik terakhir yang disampaikan tentang monitoring dan evaluasi.

Fasilitator membuka curah pendapat untuk melihat pemahaman peserta. Sesi ini membahas tentang pentingnya membuat timeline dan milestone sebagai alat untuk melihat capaian program. Perencanaan yang detil sangat membantu pelaksana program untuk menjalankan kegiatan yang telah disusun. Sebagai titik antara, milestone ternyata juga dapat menjadi landasan pelaksana proyek untuk melaporkan status proyek, ditambahkan Anwar Sholihin dalam paparannya.

Monitoring dan evaluasi juga penting untuk direncanakan secara detil oleh tim pelaksana agar dapat menentukan alat monev yang dibutuhkan. Sebagai bagian dalam manajemen, monitoring dan evaluasi bisa didesain sesuai periodisasi laporan. Dengan melakukan monitoring dan evaluasi, pelaksana program dapat melihat apakah tercapai sesuai tujuan, melihat dampak dan mendapatkan input untuk perbaikan kegiatan.

Sesi ini menjadi akhir dari pelaksanaan Pelatihan DME yang terdiri dari empat sesi pertemuan. Seluruh peserta telah mendapatkan materi yang komprehensif dengan harapan bisa mempraktikkan langsung materi ini sesuai kebutuhan di masing-masing lembaga. Walaupun ini merupakan sesi terakhir, tetap ada pekerjaan rumah yang harus dilakukan agar keseluruhan materi benar-benar dipahami dan berdampak pada perbaikan kualitas program.

“Jika seluruh tugas-tugas yang diberikan disatukan, maka sebenarnya itu sudah 70% dokumen proyek yang bisa menjadi awalan gagasan program aksi,” disimpulkan Arum Ratnawati mengakhiri sesi sekaligus motivasi kepada para peserta yang telah setia mengikuti rangkaian pelatihan.

(Tim Media PAACLA)

Pelatihan DME diselenggarakan PAACLA Indonesia untuk para pemangku kepentingan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *