Merancang Mimpi Indonesia Bebas Pekerja Anak
4 October 2022
Rencana Aksi PAACLA Periode 2021-2024
Rencana Aksi PAACLA Periode 2021 -2024
6 October 2022
Merancang Mimpi Indonesia Bebas Pekerja Anak
4 October 2022
Rencana Aksi PAACLA Periode 2021-2024
Rencana Aksi PAACLA Periode 2021 -2024
6 October 2022

Semangat Menuju NOL Pekerja Anak di Sektor Pertanian

“PAACLA Indonesia akan memperkuat kemitraan yang berdampak langsung di desa,” sebuah pesan pembuka yang disampaikan Misran Lubis, Pjs Direktur Eksekutif JARAK pada Pertemuan Tahunan PAACLA Indonesia ke-3 tahun 2022 yang diselenggarakan pada 28-29 September di Mataram, NTB.

Penanggulangan pekerja anak di pertanian selalu bersinggungan dengan tradisi dan budaya melestarikan pertanian kepada generasi muda. Istilah pekerja anak dan anak yang bekerja masih menjadi diskusi yang belum disepakati, manakah yang akan digunakan untuk menggambarkan situasi yang dialami anak-anak ini dan yang membutuhkan intervensi segera dari kita.

Semangat untuk menuju NOL Pekerja Anak digaungkan oleh Asisten III Sekretariat Daerah Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi Sp.A.,MPH. Semangat ini selaras dengan tujuan Provinsi NTB untuk mencapai generasi emas NTB tahun 2045. Lebih lanjut, Nurhandini menyampaikan dalam sambutan pembukaannya yang mengharapkan ada rencana aksi yang bisa dijadikan indikator bersama dalam penanggulangan pekerja anak di sektor pertanian. Hal ini penting agar masyarakat nantinya bisa ikut terlibat memantau pekerja anak di desa mereka, tetapi disisi lain petani tetap mempunyai harapan untuk melakukan regenerasi kepada anak-anaknya.

Rapat Tahunan PAACLA dibuka secara resmi oleh dr. Nurhandini Eka Dewi Sp.A.,MPH.

Pertemuan Tahunan yang diikuti hampir 90 peserta, berasal dari tiga unsur utama pilar kemitraan PAACLA yaitu; tiga Kementerian/ Lembaga yang selama ini berkomitmen mendukung peran PAACLA di tingkat nasional maupun daerah. Koordinator PAACLA Indonesia, Mahatmi P. Saronto (Direktur Ketenagakerjaan, Bappenas), Ciput Eka Purwianti (Asisten Deputi Perlindungan Khusus Anak dari Kekerasan, KPPPA) dan Mety Puji Wartianti (Kemnaker) turut dalam rangkaian rapat tahunan ini.

Diskusi mengenai komitmen yang perlu dibangun oleh berbagai pihak diselaraskan dengan agenda global dan prinsip penghormatan hak asasi anak dalam bisnis. Lukita Setiyarso selaku Child Rights and Business Specialist, UNICEF yang hadir melalui daring untuk membagikan materi “Hak Anak di Sektor Pertanian.”

Materi kunci tentang prinsip-prinsip bisnis yang menghormati hak asasi manusia, termasuk di dalamnya terkandung pemenuhan hak anak disajikan dengan mengupas apa saja yang harus diperhatikan sektor bisnis untuk menghargai hak anak. Mengingat luas cakupan pertanian, Lukita menekankan perlunya kajian awal untuk dapat memetakan karakteristik pertanian itu sendiri, identifikasi stakeholder dan ekosistem dari pertanian dan peran yang harus dilakukan. Panjangnya rantai pasok dalam sektor pertanian harus dipahami, dampak apa saja yang ditimbulkan dan melihat apakah kondisi tersebut mempengaruhi anak-anak. 

Rapat Tahunan PAACLA Indonesia di Mataram.
Lukita Setiyarso memaparkan materi “Hak Anak di Sektor Pertanian.” kepada peserta Rapat Tahunan PAACLA.

Di akhir pemaparannya, Lukita memberikan contoh aksi yang telah dilakukan sebuah perusahaan sektor sawit yang telah memulai kebijakan dan menyusun panduan untuk diterapkan di rantai pasoknya. Program aksi yang paling sederhana pun telah mampu mendorong perubahan yang baik untuk anak seperti akses pembuatan akte kelahiran bagi anak-anak pekerja migran, kode etik untuk guru di sekolah kebun, pelibatan anak untuk brainstorming dan mencari data. Itu semua adalah contoh program yang bisa dilekatkan sebagai bentuk penghormatan akan hak anak.

Pada pertemuan ini juga disampaikan perkembangan PAACLA Indonesia di tahun keempat berdirinya. Andi Akbar selaku Kepala Seknas PAACLA membagikan capaian dan perkembangan kelembagaan PAACLA Indonesia, diantaranya: sudah terbentuk Forum PAACLA di Jember, Probolinggo dan NTB berikut dengan rencana aksinya, telah dirumuskan dua aksi bersama pencegahan pekerja anak di Jember dan NTB. Laporan capaian PAACLA ini tersaji dalam Laporan Tengah Tahun yang dapat diakses pada https://www.paaclaindonesia.org/laporan-tengah-tahun-2022/

Sebelum pertemuan berakhir, ketiga unsur keanggotaan PAACLA diberikan kesempatan untuk memberikan input pada laporan yang telah disusun dan memberikan rekomendasi untuk pengembangan PAACLA. Kehadiran PAACLA yang strategis mampu menggandeng stakeholder yang beragam perlu menguatkan perannya sebagai “jembatan” agar mendorong regulasi dan kolaborasi aksi bersama para anggotanya. Termasuk juga mempertimbangkan, apakah sudah saatnya melakukan intervensi di sektor pertanian lainnya, yang selama ini belum diangkat isunya. Keberadaan PAACLA di tingkat daerah penting untuk mendapat penguatan dari kepala daerah seperti Gubernur agar dampaknya bisa dirasakan di kabupaten/ kota. PAACLA Indonesia akan merumuskan rencana aksi dan mengoordinasikan kegiatan sesuai dengan indikator bersama yang telah dibahas bersama para anggota.

Di sesi akhir pertemuan tahunan, Nataliya Prongue, Program Officer ECLT menyampaikan bahwa keberadaan PAACLA yang mengedepankan kemitraan sangat mendukung penanganan pekerja anak di Indonesia. ECLT akan memfokuskan strategi sesuai dengan 3 pilar UNGP, yaitu Protect, Respect dan Remedy. Lembaganya akan mendukung pemerintah Indonesia untuk membangun kapasitas agar dapat menjalankan perannya dalam melindungi hak anak, termasuk membangun sektor bisnis untuk melakukan program penanggulangan pekerja anak.

Mataram, 28 September 2022

Koordinator PAACLA Indonesia, Mahatmi P. Saronto (Direktur Ketenagakerjaan, Bappenas) mengawal kemitraan dari pusat sampai ke daerah.

1 Comment

  1. M. Solekhab says:

    Okey sip… Mantul

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *