PAACLA Indonesia Menggagas Pertanian Ramah Anak di Kabupaten Pamekasan
30 December 2022
Uji coba panduan nasional
KPPPA Uji Coba Panduan Nasional Pemantauan dan Remediasi Pekerja Anak Berbasis Komunitas
11 January 2023
PAACLA Indonesia Menggagas Pertanian Ramah Anak di Kabupaten Pamekasan
30 December 2022
Uji coba panduan nasional
KPPPA Uji Coba Panduan Nasional Pemantauan dan Remediasi Pekerja Anak Berbasis Komunitas
11 January 2023

Kebun Rakyat Tangguh Ramah Keluarga untuk Pemenuhan Hak Anak di Perkebunan Sawit

Kelapa sawit yang memberi dampak positif terhadap ekonomi juga mempunyai konsekuensi  lingkungan, sosial, dan bagi keberlangsungan hidup anak yang tinggal di dalam dan sekitar perkebunan.

Rasio proyeksi BPS (2018) terkait jumlah anak di wilayah perdesaan – yang merupakan domain wilayah perkebunan – yaitu, 2,1 orang per keluarga, maka jumlah anak yang diasumsikan berasal dari keluarga pekerja dan pekebun saja sudah mencapai 14 juta anak. Penelitian UNICEF (2015) yang dipublikasikan pada tahun 2016 memperkirakan setidaknya terdapat 4 juta anak yang terdampak sebagai anak dari tenaga kerja perkebunan kelapa sawit.

Ada tujuh dampak terhadap hak anak yang diidentifikasi oleh kajian ini yang perlu diperhatikan oleh perusahaan perkebunan dan pabrik kelapa sawit di Indonesia. Tujuh dampak tersebut adalah terkait pendidikan, kesehatan, gizi, perlindungan anak, air-sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat, perlindungan maternitas dan ibu menyusui, dan isu pekerja anak dan pekerja muda.

UNICEF bersama PKPA melakukan penelitian lanjutan (2020) untuk memvalidasi tujuh dampak hak anak dengan dua tambahan fokus pada perkawinan usia anak dan kekerasan terhadap anak secara umum juga anak tidak sekolah (ATS).

Riset Kebun Rakyat Tangguh Ramah Keluarga (WIGATRA) ditemukan bahwa usaha sawit keluarga skala kecil di daerah-daerah yang menjadi lokasi penelitian belum memberikan kesejahteraan kepada keluarga. Ditambah lagi, pelibatan anak-anak merupakan pola yang lazim dalam praktik kebun sawit keluarga. Ketidaksejahteraan berbanding lurus dengan kelaziman pelibatan anak dalam aktivitas kebun. Pelibatan anak salah satunya dipengaruhi oleh upaya penghematan biaya produksi (eksplisit) kebun sawit, khususnya terkait pembiayaan tenaga kerja.

Konsepsi kebun rakyat tangguh ramah keluarga adalah satu model yang diperlukan oleh pekebun untuk memenuhi unsur-unsur ketangguhan sebagai keluarga: yaitu tangguh secara ekonomi, spiritual, fisik, psikologis, dan sosial dan perilaku.

Sebagai kelanjutan riset WIGATRA dan mengarusutamakan konsep keluarga tangguh dan ramah anak dalam pencapaian agenda kelapa sawit berkelanjutan (KSB) serta tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB), UNICEF dan PKPA pelatihan untuk pelatih (ToT) WIGATRA. Peserta ToT terdiri dari pemerintah lokal dan desa, pendamping lembaga sertifikasi, pengelola kelompok pekebun dan koperasi pekebun, pedagang tandan buah segar (pengepul), federasi serikat buruh, staf perusahaan perkebunan dan kelompok masyarakat sipil.

ToT ini dilaksanakan selama 4 hari mulai tanggal 29 Nopember sampai dengan 2 Desember 2022, bertempat di Hotel Aone Jakarta Pusat. Kegiatan ini diikuti 30 peserta lintas pihak dari Sumatera Utara, Kalimantan, Bengkulu, Sulawesi Selatan dan DKI Jakarta. Kegiatan ini difasiltasi para narasumber yang beragam, yaitu UNICEF, PKPA, Dosen USU, dan konsultan WIGATRA. 

Diskusi kelompok sebagai sarana menyampaikan pemikiran para peserta.

Gambaran Proses Kegiatan

Kegiatan ToT ini dilaksanakan dengan metode partisipatif dan pembelajaran orang dewasa.    

Kegiatan berlangsung dinamis di mana semua perserta terlibat aktif dalam diskusi – diskusi yang dilakukan secara berkelompok maupun pada saat penyampaian materi. Sharing informasi dan pengetahuan terjadi karena beragamnya pengalaman dan latar belakang para peserta mulai dari pendamping di lapangan, akademisi, praktisi, maupun pihak pengambil kebijakan dalam hal ini dari kementerian/lembaga.

Materi yang disajikan dalam ToT ini meliputi:

  • Kebun Rakyat Tangguh Ramah Keluarga dengan empat pembahasan: perkebunan sawit tangguh ramah keluarga (WIGATRA), budidaya yang baik sebagai penyangga keluarga tangguh, penguatan hubungan kelembagaan pekebun, dan  penguatan literasi keuangan keluarga.
  • Rantai Pasok Sawit: Narasumber menyampaikan materi yang menggambarkan situasi pekebun dalam rantai pasok sawit.                
  • Anak dan Industri Sawit:    Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa anak adalah salah satu kelompok yang mengalami dampak dari siklus yang terjadi dalam perkebunan kelapa sawit. Peserta diajak untuk  memahami kondisi yang terjadi pada anak – anak yang tumbuh dan berkembang di lingkungan perkebunan kelapa sawit. Peserta membahas topik ini dengan membahas studi kasus dan diskusi kelompok.   
  • Pengasuhan positif dalam konsepsi kebun rakyat tangguh ramah keluarga: Indikator keluarga yang Tangguh meliputi: Tangguh spiritual, tangguh ekonomi, tangguh fisik, tangguh psikologi dan tangguh perilaku.

    ToT Wigatra ini memberi manfaat positif bagi para peserta. Hal ini disampaikan oleh salah seorang peserta dari Sumatera Utara yang menyatakan materi dan wawasan yang diterima dapat diterapkan dalam menjalankan aktivitasnya sebagai pendamping pekebun kelapa sawit. 

    Di akhir kegiatan seluruh peserta diminta untuk menyusun rencana tindak lanjut (RTL) pasca mengikut kegiatan ToT ini terkait dengan rencana yang akan dilakukan di lingkungan komunitas dampingan masing – masing maupun di lingkungan kerja dan keluarga.

    JARAK berkesempatan mengikuti secara penuh ToT ini untuk memperluas jaringan kerja dalam mengadvokasi isu pekerja anak dan mendapatkan informasi terkini tentang situasi yang ada di dunia perkebunan kelapa sawit. Anak – anak termasuk bagian dari kelompok rentan yang sangat berpotensi mengalami dampak dari aktivitas di perkebunan kelapa sawit dan perlu mendapatkan respons tepat bagi pemenuhan hak anak.(RT)

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *